Selasa, 31 Agustus 2010

SOSOK IKHLAS

Ashari Nurdin
Honor Nol Rupiah, Semangat 45

Seorang Ashari Nurdin, pria kelahiran Bantul 15 Januari 1935 ini dikenal sebagai seorang yang rendah hati dan tangguh.Walaupun telah memasuki usia 75 tahun, setiap hari masih disibukkan dengan aktivitas mengajar dan menyelesaikan administrasi sekolah. Hari-harinya dihabiskan dengan bekerja , bersenandung dan beribadah.
Saat ini Ashari tinggal bersama istrinya haniyah. Empat orang anaknya yaitu Khoirul banati, Sri Setyowati,Abdullah dan Nurhasanah telah menikah dan bertempat tinggal di Desa lain.Dari keempat anaknya telah dikarunia 4 orang cucu.
Menjadi guru tidak tetap ( GTT ) di SD Muhammadiyah  Serut  Palbapang  Bantul honor Rp.0; dijalani dengan ikhlas. Ketika beberapa teman GTT menerima honor atau tunjangan fungsional, beliau tidak cemburu dan tetap menjalankan rutinitasnya tanpa mengeluh. Aktivitasnya tidak kalah dengan guru-guru yang masih muda.
Bahkan saat ini masih aktif menjadi pembina pranuka, ekstrakulikuler yang sebenarnya berat dijalani oleh orang seusianya.Meskipun telah lama memasuki masa pensiun, fisiknya masih kuat. Setiap hari bersepeda menempuh jarak pergi pulang kira-kira 10 km. jarak sejauh itu di tempuh dalam waktu 1 jam.Berangkat pukul 06.00 WIB dan sampai di rumah kembali pukul 14.00 WIB. ketika ada kediatan pramuka atau ada kegiatan lain di sekolah, tiba di rumah sudah malam. Ashari mengenyam pendidikan sejak zaman jepang. Belajar di sekolah rakyat (1942-1945), SMP Muhammadiyah Bantul (1945-1948). Sempat berhenti sekolah pada waktu terjadi agresi militer Belanda II tahun 1949, Ashari kemudian melanjutkan ke Muallimin Yogyakarta (1951-1953). Ashari perrnah merangkap kepala sekolah di lima SD (1968-1971), diantaranya SD Muhammadiyah Senggotan, SDM Ambarbinangun, SDM Peleman, SDM Krapyak Wetan, dan SDM Pendowoharjo. Mulai mengajar di SD Muh. Pendowoharjo (1953-1956). Kemudian berpindahtugas di Madrasah ibtidaiyah Bantul yang sekarang SDM. Bantul kota (1956-1963), SD Pendowoharjo sebagai kepala sekolah (1963-1971) sekaligus merangkap SD yang lain. Pada tahun 1971-1995) menjabat kepala sekolah di SDM Serut. Setelah pensiun tahun 1995 Ashari tetep melanjutkan mengajar sebagai GTT sampai sekarang. Ashari mempunyai motto hidup "sebaik-baik orang adalah yang ilmunya bermanfaat bagi orang lain, maka marilah menggunakan waktu sehat sebelum sakit." Ketika ditanya tentang mengapa bersedia menjadi GTT yang digaji Rp 0,-? Dengan humor khasnya, ia menjawab sambil tersenyum, GTT itu Guru Tetap Tabah. Ashari juga turut berjasa besar dalam pembangunan SD Muhammadiyah Serut. Tahun 1979 pernah memimpin membuat batu bata sejumlah 50.000 buah yang digunakan untuk pembangunan gedung baru. Pekerjaan itu dilakukan secara gotong-royong bersama warga masyarakat Serut dan sekitarnya. Dedikasi dan pengorbanan seperti yang dilakukan Ashari Nurdin saat ini sudah jarang kita temui. Kisah diatas hendaknya dapat menumbuhkan inspirasi kita bahwa tidah semua pekerjaan hanya bisa dihargai dengan uang. Dengan keikhlasan kita dapat berbuat banyak untuk negeri ini. Selengkapnya...

Senin, 30 Agustus 2010

KEGIATAN KAJIAN RUTIN JUMAT PAHING PCM GEDANGSARI

Pengajian yang dikelola oleh PCM Gedangsari ini dimaksudkan untuk menjawab keterbatasan pengetahuan dan pemahaman tentang Islam sesuai AL-QURAN dan SUNNAH. Kajian ini dibina oleh Ustadz AR FAUZI dari Sukabumi.Beliau Sarjana lulusan PUTM ( Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah) Yogyakarta serta berhasil menamatkan S1 UAD Jurusan Telaah Hadist. Pengajian ini dilaksanakan tiap Jumat Pahing secara berpindah dari ranting ke ranting agar sekaligus untuk jalin ukhuwah antar ranting. Untuk Jumat pahing yang akan datang kajian akan digantikan oleh USTADZ ANANG FATHURAHMAN karena Ustadz AR Fauzi ada tugas di Kediri. Ustadz Anang adalah tamatan Mahad Abu Bakar dan sekarang masih melanjutkan studi di UMS. Neliau seorang hafidz ( hafal Al-Quran). Semoga Masyarakat Gedangsari bisa ikut bergabung dalam kajian-kajian ini sehingga keilmuannya bertambah.
Makalah yang dibahas adalah TATA CARA SHOLAT BERJAMAAH. selengkapnya anda dapat melihat dengan  KLIK di sini
Selengkapnya...

ACARA BAKSOS IMM CABANG AR FAHRUDIN YOGYAKARTA

Kegiatan ini di laksanakan di Sampang tepatnya di Balai Desa Sampang pada hari Ahad, 28 Maret 2010 dimulai pukul 07.30 sampai 16.00. Tema kegiatan ini adalah " Menumbuhkan rasa kepedulian antar manusia dan menumbuhkan kesadaran kritis demi tercapainya masyarakat yang makmur" Baksos tersebut dalam rangka Milad IMM ke - 46 dan songsong Muktamar 1 abad di Yogyakarta yang akan diselenggarakan pada 5-8 Juli 2010 di sportorium UMY, diketuai oleh Eko Hariyadi. Acara baksos adalah pengajian akbar, bazar pakaian, dan pengobatan gratis dan penyuluhan kesehatan . Pengobatan gratis bekerja sama dengan tim dokter PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan tim laborat dari Puskesmas Gedangsari. Pengobatan dari PKU tidak dipungut beaya. Bagi pasien yang dirujuk melakukan tes gula darah dan asam urat tiap orang dipungut Rp.15.000,00 yang telah ditanggung oleh PCM Gedangsari. Hadir Petugas dari Puskesmas Gedangsari adalah dr. Andry Winarni, Bidan Murdaningsih dan bapak Muhdir. Pelaksanaannya untuk tempat dan undangan diserahkan kepada PRM Sampang. Publikasi oleh Muktar Sholikin,Mamat, Efnu, dkk. Peserta yang hadir cukup banyak sekitar 250 an orang ditambah perangkat desa dan dari IMM sekitar 50 orang. Hadir dalam kesempatan itu alumni PUTM Ustadz ENDI Prasetyo dan Khoirul Anam. Warga yang berhasil dijaring untuk pemeriksanaan laboratorium sebanyak 17 orang dan pengobatan umum sebanyak 72 pasien.Sedia kala Pembicara adalah Ustadz Puji Hartono dari CDP tapi mendadak beliau ada tugas yang mendadak sehingga di gantikan dari Ustadz Krapyak. Sejumlah kalangan kecewa karena baksos ini IMM kok ustadznya justru dari kalangan lain. Yang menjadikan kecewa adalah isi pengajiannya kurang berbobot dan hanya berisi cerita pribadi ngalor-ngidul. hal ini semoga untuk pelajaran bagi kita semua. " Hendaklah para Ustadz Muhammadiyah mempertimbangkan untung ruginya bila membatalkan kesangupannya.Kata bapak Sriyanta yang juga salah satu pengurus ranting Sampang. Bila para ustadz muhammadiyah tidak mau menomorsatukan kegiatan di muhammadiyah maka akan dimanfaatkan oleh orang lain untuk menanamkan pengaruhnya. baru disadari bila ada warga yang tidak loyal terhadap gerakan, pada hal pimpinan sendirilah yang kadang kurang konsisten."tambahnya.
Demikian sekilas kegiatan Baksos IMM, materi penyuluhan kesehatan
Selengkapnya...