Sabtu, 16 Maret 2013
FIQH BULAN DZULHIJJAH
Minggu, 10 Maret 2013
KEWAJIBAN MUSLIM TERHADAP MUSLIM YANG MENINGGAL
Minggu, 17 Februari 2013
Pentingnya ASI dipandang dari Al-Qur'an, Hadits dan Ilmu Kesehatan
Jumat, 15 Februari 2013
IBU-IBU RANTING 'AISYIYAH DIGOYANG USTADZ AHSAN JIHADAN
Rabu, 13 Februari 2013
SUARA MERDU USTADZ SHOLIHIN S.Pd.I.MA
SEMARAK PENGAJIAN AHAD PAGI DI MASJID AL-FATAH BUYUTAN NGALANG
Selasa, 05 Februari 2013
SURGA TEMPAT TINGGAL ORANG BERTAQWA
SYARI’AT SYARI’AT JAHILIYAH
SYAITHON MUSUH BAGI ORANG BERIMAN
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Mengetahui,semoga kita yang beriman selalu diberi hidayah(petunjuk) sehingga terhindar dari segala bentuk kedholiman. Manusia semakin jauh dari masa kenabian akan semakin jauh dari ajaran kebenaran. Manusia secara tidak sengaja atau secara sengaja telah banyak melanggar ketentuan dari Allah, bahkan mereka menganggap bahwa yang mereka lakukan juga untuk pengabdian kepada Alloh padahal sangat bertolak belakang dengan ajaran kebenaran.Itulah kepiawaian syaithon untuk menjerumuskan manusia. Marilah kita tengok peristiwa keingkaran iblis dari perintah Alloh yang diterangkan dalam Al-Quran. 1. KEKAFIRAN IBLIS DISEBABKAN TIDAK TUNDUKNYA TERHADAP PERINTAH ALLOH Kekafiran iblis adalah disebabkan karena kesombongannya yaitu menganggap bahwa dirinya lebih mulia disbanding Adam ( manusia pertama ), sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran : Al-Baqoroh 30-34 وإذ قال ربك للملائكة إني جاعل في الأرض خليفة قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس لك قال إني أعلم ما لا تعلمون Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al-Baqarah: 30) وعلم آدم الأسماء كلها ثم عرضهم على الملائكة فقال أنبئوني بأسماء هؤلاء إن كنتم صادقين Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"(Al-Baqarah:31) Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."(Al-Baqarah:32) Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"(Al-Baqarah:33) Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "hormatlah kamu kepada Adam," Maka hormatlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.( Al-Baqarah: 34) 2. SYAITHON MENGGELINCIRKAN MANUSIA KE DALAM KEDHOLIMAN Adam diberi nikmat oleh Alloh yaitu menikmati tempat yang baik dan memakan makanan yang baik kecuali yang dilarang yaitu " jangan kau dekati pohon ini yang menyebabkan kau termasuk orang yang dholim". Dan kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.( Al-Baqarah: 35) POHON yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadist tidak menerangkannya. ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan. Alloh telah memberikan nikmat yang banyak kepada Adam/manusia, Alloh memberikan rambu untuk menguji keimanan/ketaatannya pada peraturan Alloh. Manusia yang memiliki watak ingin menguasai semua akhirnya digelincirkan syaithon untuk menerjang larangan-Nya. 3. SYAITHON SELALU MENGAJAK PADA KESESATAN Dalam Al-Quran Alloh mengingatkan bahwa syaithon selalu mengajak pada kesesatan. Hai manusia, Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.(Al-Fatir:5) Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), Karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu Hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala(Al-Fatir:6) "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." ( Al- Baqoroh: 208) Syaithon yang sudah digariskan menghuni neraka disebabkan kekafirannya terhadap perintah Alloh, berusaha mencari teman untuk sama-sama memasuki neraka. Syaithon tidak berhenti menjerumuskan manusia ke jurang kesesatan. Untuk itulah harus ditanamkan pada hati kita bahwa syaithon adalah musuh yang harus dihindari,dijauhi,tidak boleh diikuti, dengan jalan mentaati perintah Alloh dan RasulNya, membina persaudaraan sesama orang beriman, saling menasehati dan menolong di dalam kebaikan dan taqwa. Semoga Alloh meridhoi kita semua. Amiin. Selengkapnya...
PROFIL PCM
PROFILE PCM GEDANGSARI
NAMA ORGANISASI : Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gedangsari
Periode Muktamar : 2005-2010
- Kajian Jumat Pahing yang diikuti oleh pengurus Cabang dan umum, tempatnya berpindah-pindah yaitu bergilir dari ranting Hargomulyo, Sampang, Watugajah, Ngalang, dan mertelu.Kajian ini semula diasuh oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gunungkidul, namun karena kesibukan dan padatnya acara di Daerah maka diusulkan untuk diasuh dari alumni PUTM ( Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah )
- Kajian Jumat Pon dilaksanakan menetap di rumah Bapak Paijo yang beliau adalah Lurah Desa Sampang. Semula Kajian Jumat Pon ini dilakukan bakda Jumatan di Rumah bapak Sunarno, S.Pd.I,namun karena kondisi beliau saat itu kesehatannya kurang stabil maka dipindahkan ke Sampang. Kajian ini diasuh oleh Ustadz Endy Prasetyo yang alumni PUTM juga. Kajian Jumat Pon diikuti semula oleh Pengurus PCM namun meluas pada remaja yang aktif juga ikut.
MARI KENALI ASMA MELALUI JURNAL SEKILAS ASMA
Oleh : Ustadzah: Murdaningsih,S.Si.T Begitu banyak penderita asma di sekitar kita. Hampir setiap hari selalu ada klien periksa ke sarana pelayanan kesehatan karena sesak nafas-sesak nafas dan ternyata asma. Apa sebenarnya yang terjadi? Apa yang dapat kita lakukan? Istilah asma atau “athsma” berasal dari bahasa Yunani, yang berarti terengah-engah atau serangan nafas pendek atau sukar bernafas. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan keadaan-keadaan yang menunjukkan respon abnormal saluran nafas terhadap berbagai rangsangan, yang menyebabkan penyempitan jalan nafas yang meluas. Penyempitan jalan nafas disebabkan oleh bronkospasme, edema mukosa, dan hipersekresi mucus yang kental (Price, 1995). Asma didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana jalan udara dalam paru-paru meradang, hingga lebih sensitive terhadap faktor khusus (pemicu) yang menyebabkan jalan udara menyempit, sehingga aliran udara berkurang, dan mengakibatkan sesak nafas dan bunyi nafas mengikik (Ayres, 2003). Asma adalah penyakit peradangan saluran nafas kronik akibat terjadinya peningkatan kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan (Harjaningrum, 2004). Asma adalah serangan sesak nafas mendadak yang ditandai oleh bunyi mengi (wheezing) dan kesulitan ekspirasi (Weller, 2005). Ciri penyakit ini adalah adanya bunyi mengi, batuk, dan penyempitan udara yang mengakibatkan kekurangan oksigen dalam bernafas, dan membahayakan (Alfian, 2007). Secara umum, asma dapat dibagi dalam 3 kategori, yaitu asma ekstrinsik atau alergik, asma instrinsik atau idiopatik, dan asma campuran. Asma ekstrinsik disebabkan oleh allergen, yang dapat ditemukan pada sebagian kecil orang dewasa. Asma instrinsik sering timbul pada usia setelah 40 tahun, dengan serangan yang timbul sesudah terjadinya infeksi saluran nafas. Sedangkan asma campuran merupakan bentuk asma yang paling sering terjadi, yaitu asma yang terdiri dari komponen-komponen asma ekstrinsik dan instrinsik (Price, 1995). Penyebab asma secara pasti belum diketahui. Penyebab yang paling sering adalah atopi atau alergi. Beberapa penyebab dan pencetus asma antara lain : a. Penjamu, yaitu faktor pada klien, yang berupa aspek genetik, meliputi alergi, saluran nafas mudah terangsang, jenis kelamin, ras/etnik. b. Lingkungan, yaitu tungau debu rumah, bulu binatang, asap, serbuk sari bunga, jamur. c. Makanan tertentu, seperti susu sapi, ikan laut (kerang, udang, cumi-cumi), buah-buahan ( apokat, apel, pisang), telur, kacang, coklat, tiram, tomat, kedelai dan gandum. d. Obat-obatan tertentu. e. Iritan, seperti parfum, bau-bauan merangsang, household spray. f. Ekspresi emosi yang berlebihan, misalnya menangis, tertawa keras, stress dan kecemasan. g. Asap rokok. h. Polusi udara. i. Infeksi saluran nafas. j. Aktivitas fisik tertentu/olahraga (exercise induced asthma). k. Perubahan cuaca, misalnya cuaca dingin. Prevalensi asma di dunia sangat bervariasi. Penelitian epidemiologi menunjukkan adanya peningkatan kejadian asma, terutama di negara-negara maju. Menurut GINA (Global Initiative for Asthma), lebih dari 300 juta orang di dunia menderita asma. Sedangkan WHO (World Health Organization) memperkirakan pasien asma pada tahun 2025 mencapai 400 juta jiwa. Prevalensi pada anak cenderung meningkat, dan beresiko mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak, yang berupa hambatan aktivitas, yaitu 30%. Asma termasuk 5 besar penyebab kematian di dunia (17,4%). Data WHO pada tahun 2005 terdapat 255.000 jiwa meninggal karena asma. Sedangkan GINA memperkirakan kematian karena asma lebih dari 180.000 jiwa per tahun. Sebagian besar (80%) kematian terjadi di negara-negara berkembang. Tingginya angka kematian ini disebabkan oleh kontrol yang buruk. Di Indonesia, asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian. Hasil penelitian International Study on Asthma and allergies in Chilhood pada tahun 2005, menunjukkan di Indonesia prevalensi asma melonjak dari 4,2% menjadi 5,4%, dan kasus kematian diprediksi akan meningkat 20% hingga 10 tahun mendatang. Keadaan ini merupakan bagian dari masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian serius. Pada asma, dapat terjadi suatu kegawatdaruratan. Kegawatdaruratan asma adalah asma yang dapat menimbulkan akibat fatal, dan merupakan ancaman serius yang mematikan, serta harus segera dilakukan perawatan secara intensif di rumah sakit. Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada kegagalan organ yang multisistem, terutama kegagalan pernafasan, kegagalan ginjal, kegagalan neurologist, dan kegagalan kardiovaskuler. Pada prioritas penilaian gawat darurat, asma termasuk dalam klasifikasi urgent (gawat darurat III, yaitu memerlukan pertolongan yang cepat karena dapat mengancam kehidupan. Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba, ditandai dengan nafas berbunyi, batuk, dan sesak nafas. Sesak nafas dapat menjadi semakin berat dan menimbulkan rasa cemas, hingga klien mengeluarkan banyak keringat. Pada serangan yang sangat berat, klien menjadi sulit berbicara, kebingungan, kesadaran menurun, dan kulit tampak kebiruan, yang merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen dalam tubuh sangat terbatas, yang berarti klien mengalami kegawatan dan harus segera dilakukan perawatan dan pengobatan. Di lain waktu, suatu serangan asma dapat terjadi perlahan, dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Saat serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan, karena adanya peradangan dan pelepasan lendir, sehingga akan memperkecil diameter saluran udara (bronkokonstriksi). Keadaan ini menyebabkan klien merasa seperti tercekik, dan harus berdiri atau duduk, serta harus berusaha sekuat tenaga untuk dapat bernafas. Sewaktu klien berusaha memaksakan udara keluar, maka akan timbul mengi ekspirasi memanjang, yang merupakan ciri khas asma. Asma dapat mengganggu kinerja dan aktivitas seseorang, sehingga terasa menjengkelkan bagi yang mengalaminya. Asma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Prognosis tergantung lamanya serangan, dan bahkan dapat menimbulkan kematian. Banyak penelitian menunjukkan pencapaian level kontrol asma sangat rendah. Hal ini berkorelasi positif dengan rendahnya penggunaan obat pengontrol (inhaled corticosteroid) yaitu 2%, serta kurangnya pengetahuan klien dan keluarga dalam menilai derajat kegawatan asma dan pertolongannya. Asma yang tak terkontrol dapat membatasi kualitas hidup secara drastis. Bila asma dikendalikan, maka resiko kegawatan dan kematian dapat dicegah, bahkan 80% asma pada anak bisa hilang pada akil baligh, bila ditangani dengan baik dan benar. Pengetahuan keluarga dan tindakan pertolongan pertama yang harus dilakukan saat klien mengalami serangan asma, dan atau kegawatannya, sangat dibutuhkan. Tindakan pertolongan pertama merupakan pertolongan secara cepat dan bersifat sementara untuk menyelamatkan jiwa, dan mencegah perburukan kondisi klien. Tindakan ini dapat dilakukan oleh petugas kesehatan maupun keluarga, yang berhubungan langsung dengan klien. Pengetahuan keluarga yang memadai tentang asma dapat digunakan sebagai bekal dalam pencegahan dan tindakan dini di rumah, sehingga asma dapat dikendalikan. Pengetahuan klien dan keluarga tentang asma, yang terutama diperlukan adalah pengetahuan mengenai cara mengenali asma, mengenali kekambuhan dan kegawatan asma, serta tindakan pertolongan pertama yang harus segera dilakukan, saat terjadi serangan asma. Bila klien dan keluarga dapat mengenali tanda-tanda serangan asma, sebagai “periode peringatan”, maka diharapkan klien dapat merebut “celah peluang” dan menyesuaikan pengobatan dari awal, dengan penanganan yang tepat dan cepat. Penanganan yang memungkinkan dapat dilakukan oleh keluarga adalah pada tingkat kegawatan asma bronkiale. Mansjoer, (2000) mengemukakan penatalaksanaan asma, yang utama adalah pemberian edukasi kepada klien dan keluarga mengenai patogenesis asma, peranan terapi asma, jenis terapi asma, serta faktor pencetus yang perlu dihindari. Secara umum, obat yang digunakan ada 2 jenis, yaitu obat pengendali (controller) dan obat pereda (reliever). Obat pengendali merupakan profilaksis serangan yang diberikan tiap hari, ada atau tidak ada serangan/gejala. Obat pereda merupakan obat yang diberikan saat serangan. Salah satu pengobatan yang efektif adalah inhaler. Panduan penanganan asma secara umum dari GINA 2002, yang dibuat oleh National Heart, Lung and Blood Institute & World Health Organization (NHBLI/WHO) yaitu dianjurkan untuk mempelajari, memahami dan mengerjakan “Tujuh Jurus Ampuh Untuk Mengatasi Asma”, antara lain : 1. Penyuluhan (edukasi) mengenai penyakit asma pada klien dan keluarganya. 2. Mengetahui obat-obatan asma. 3. Mengobati dan mengelola penyakit asma. 4. Mempelajari dan memahami faktor-faktor pencetus serangan asma (allergen) dan mengetahui cara mengendalikannya. 5. Membuat rencana emergency (Action Plan). 6. Rehabilitasi dan peningkatan kebugaran jasmani dengan olahraga atau latihan jasmani terpimpin. 7. Memonitor dan mengikuti perkembangan (follow up) penyakit asma yang dialami klien secara teratur. Tujuannya adalah untuk menghilangkan sesak nafas, klien dapat melakukan latihan jasmani, klien mempunyai fungsi paru mendekati normal, meminimalkan serangan asma, pemakaian obat-obatan untuk serangan sesak nafas berkurang, dan tidak ditemukannya efek samping obat. Kajian INSPIRE (Riset Wawasan Penderita Asma Internasional), menunjukkan bahwa klien mengenali tanda-tanda paling umum munculnya kejadian buruk yang dialami, seperti “nafas pendek/sesak nafas” sebagai “periode peringatan”, tetapi gagal mencegah serangannya. Ini berarti penanganan asma masih belum baik. Keadaan asma terkontrol belum tercapai. Kebanyakan masyarakat belum menguasai penanganan asma secara standar. Konsep penanganan asma masih berorientasi pada pengobatan serangan akut, bukan pada pencegahan dan kontrol asma. Penanganan jangka panjang belum banyak diterapkan. Klien dan keluarga baru mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan jika muncul gejala, seperti sesak nafas. Bahkan terdapat anggapan di masyarakat, bahwa kalau tidak ada gejala maka tak asma lagi. Padahal, walaupun gejala hilang, klien dapat mengalami gejala yang sama/kambuh . Penyakit ini dapat dikontrol, jika klien rajin berobat dan berkonsultasi dengan para professional perawatan kesehatan. (Dikutip dari berbagai sumber). Nah, demikian sekilas info, mudah-mudahan bermanfaat, untuk saudara-saudara kita, minimal mengurangi penderitaannya. Referensi : Azwar, S. (2005). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Ayres, Jon. (2003). Asma. Cetakan 1. Jakarta : Dian Rakyat. Guyton, Arthur C. (1996). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit ( Human Physiology and Machanism of Disease). Edisi 3 (Edisi revisi). Jakarta : EGC. Juffrie, Muhammad. (2003). Alergi Makanan. Edisi 2. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapeus FKUI. Mansjoer, Arif. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapeus FKUI. Murwani, Anita. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep dan Aplikasi Kasus. Cetakan 1. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Notoatmodjo, Soekidjo. (1997). Prinsip-prinsip Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. Oswari, E. (2003). Penyakit dan Penanggulangannya : Petunjuk Praktis Bagi Kaum Awam dan Paramedis. Cetakan 5. Jakarta : Gaya Baru FKUI. Price, Silvia Anderson. (1995). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Cetakan 1. Edisi 4. Jakarta : EGC. Rab, Tabrani. (1998). Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Edisi 1. Bandung : Alumni. Republika. (2007). Asma Penyebab Kematian Terbesar Kelima. (n.d.). Diakses tanggal 6 Maret 2008 dari http://www.gne-biz.com. Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktek.Cetakan 1. Jakarta : EGC. Triharjaningrum, Agnes. (2004). Tujuh Jurus Ampuh Mengatasi Asma. (n.d.). Diakses tanggal 6 Maret 2008 dari http://www.pikiran-rakyat.com. Weller, Barbara F. (2005). Kamus Saku Keperawatan. Cetakan 1. Edisi 22. Jakarta : EGC. Selengkapnya...
DOWNLOAD VIDEO
Puji Syukur ke hadirat Alloh, Bagi ihwan dan ahwat sekarang bisa mendapatkan video/visualisasi untuk gerakan atau tata cara ibadah s. Dengan video ini semoga memudahkah kita semua untuk belajar. selamat belajar
download CARA MEMANDIKAN JENAZAH
download SHOLAT JENAZAH BAGIAN PERTAMA
download SHOLAT JENAZAH BAGIAN KE DUA
download BERSUCI MENURUT RASULUULAH
download TATA CARA SHOLAT JAMAAH BAGIAN PERTAMA
download TATA CARA SHOLAT JAMAAH BAGIAN KE DUA
downloadTATA CARA SHOLAT JAMAAH BAGIAN KE TIGA Selengkapnya...
USTADZ MENJAWAB
Assalamu'alaikum.... Pada Kolom ini sengaja di khususkan bagi para pengunjung untuk konsusltasi tentang agama. Kolom ini di asuh oleh Ustadz yang faham di bidangnya. Pengunjung dapat menanyakan dengan kirim E-mail Ke : adzkiafaqood@gmail.com atau isi kolom yang disediakan di halaman ini. Menjawab pertanyaan dari Saudara Sartono tentang Bolehkah makmum dalam keadaan terpaksa berdiri sendirian di belakang shof? --> SHALAT SENDIRI DI BELAKANG SHAF Para ulama telah berbeda pendapat tentang seorang makmum yang shalat sendiri di belakang shaf. Sebagian mengatakan: bahwa shalat sendirian di belakang shaf adalah Tidak boleh dan tidak sah. Pendapat ini di ungkapkan oleh An Nakhai, Al Hasan bin Shalih, Ahmad, Ishaq, Hammad, Ibnu Abi Laila, dan Waki’. Sedangkan yang mengatakan boleh adalah Hasan al Bashri, Al Auzaâi, Malik, Syafi, dan Ash- habur Ra’yi (Abu Hanifah dan pengikutnya). Sedangkan sekelompok lainnya mengatakan, laki-laki harus mengulangi shalatnya, sedangkan wanita tidak mengulanginya.[1] Mereka yang mengatakan batal atau tidak sah beralasan dengan beberapa hadits berikut. عَنْ عَلِيٍّ بْنِ شَيْبَانَ : ( أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَجُلاً يُصَلِّي خَلْفَ الصَّفِّ فَوَقَفَ حَتَّى اِنْصَرَفَ الرَّجُلُ فَقَالَ لَهُ اِسْتَقْبِلْ صَلاَتَكَ فَلاَ صَلاَةَ لِمُنْفَرِدٍ خَلْفَ الصَّفِّ ) رواه أحمد وابن ماجه Dari Ali bin Syaiban, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melihat seorang shalat sendirian di belakang shaf, lalu Beliau berhenti sampai laki-laki itu selesai shalat. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: Perbaharui shalatmu, karena tidak ada shalat bagi orang yang sendiri di belakang shaf. عَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَدٍ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَجُلا يُصَلِّي خَلْفَ الصَّفِّ وَحْدَهُ ، فَأَمَرَهُ أَنْ يُعِيدَ الصَّلاةَ Dari Wabishah bin Ma’bad, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melihat seorang laki-laki shalat dibelakang shaf sendirian maka beliau memerintahkan untuk mengulangi shalat. وَفيِ رِوَايَةٍ قَالَ : ( سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَسَلَّمَ عَنْ رَجُلٍ صَلَّى خَلْفَ الصُّفُوْفِ وَحْدَهُ فَقَالَ : يُعِيْدُ الصَّلاَةَ ) رواه أحمد Didalam sebuah riwayat, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang seorang yang shalat sendiri dibelakang shaf, Beliau menjawab: mengulangi shalatnya”. (HR. Ahmad) Namun jumhur (mayoritas) ulama mengatakan, orang yang shalat sendiri di belakang shaf, adalah sah, walau masih ada celah kosong baginya, hanya saja itu makruh[2] Dalil yang dijadikan alasan jumhur (mayoritas) ulama adalah hadits Abu Bakrah berikut: عَنْ أَبِي بَكْرَةَ ، أَنَّهُ انْتَهَى إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ رَاكِعٌ ، فَرَكَعَ قَبْلَ أَنْ يَصِلَ إِلَى الصَّفِّ ، فَذُكِرَ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ : زَادَكَ اللَّهُ حِرْصًا وَلا تَعُدْ Dari Abu Bakrah, bahwasannya dia samapai kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sedangkan beliau sedang ruku. Lalu ruku;lah dia sebelum sampai kepada shaf. kemudian hal itu dia ceritakan kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Maka Beliau bersabda: Semoga Allah menambah semangatmu, tetapi jangan diulangi lagi pebuatan tadi.( HR. Bukhari)[3]. Pandangan jumhur ulama di atas berpatokan pada hadits Abu Bakrah tersebut, Mereka mengatakan bahwa Abu bakrah bergabung dengan sebagian shalat di belakang shaf, dan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak memerintahkannya untuk mengulangi shalatnya. Seandainya hal itu membatalkan shalatnya tentunya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkannya untuk mengulangi shalatnya tersebut. Lalu bagaimana seandainya ketika datang ke masjid sedangkan shafnya telah penuh? Di masyarakat luas Apabila seseorang mendapati shof telah sempurna, maka ada beberapa hal yang banyak di lakukan orang antara lain: · Menarik seseorang yang berada di shaf depannya untuk shalat bersamanya (menemaninya) · Tidak ikut sholat berjama’ah, namun ini jarang terjadi. · Sholat sendiri di belakang shof. 1. Menarik orang lain yang didepannya Terdapat beberapa hadis yang membicarakan tentang hal ini. Antara lain yang berkaitan dengan yang menarik teman yang didepannya ketika shaf depan telah penuh. Di antara dalilnya adalah sebagai berikut: ( أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَمَرَ الآتِي وَقَدْ تَمَّتِ الصُّفُوْفُ أَنْ يَجْتَذِبُ إِلَيْهِ رَجُلاً يُقِيْمُهُ إِلىَ جَنْبِهِ ) Sesungguhnya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan kepada orang yang baru datang sedangkan shaf telah penuh agar menarik orang lain (yang didepannya) agar berdiri disampingnya”. (HR. At-Thabarani dari Ibnu Abbas) أَنَّهُ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ لِرَجُلٍ صَلَّى خَلْفَ الصَّفِّ أَيُّهُا الْمُصَلِّي هَلاَّ دَخَلْتَ فيِ الصَّفِّ أَوْ جَرَرْتَ رَجُلاً مِنَ الصَّفِّ أَعِدْ صَلاَتَكَ ) رواه الطبراني في الأوسط والبيهقي من حديث وابصة Bahwasannya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata kepada seseorang yang shalat dibelakang shaf. Wahai orang yang shalat mengapa engkau tidak masuk dalam shaf atau menarik orang lain yang berada di depan shafmu. Maka ulangilah shalatmu’. (HR. At-Thabrani dan Al-Baihaqi dari hadis Wabishah) Akan tetapi masing-masing hadis di atas mendapatkan kritik tersendiri. Hadis yang diriwayatkan oleh imam At-Thabrani dari ibnu Abbas di komentari oleh Al-Hafidz Ibnu Hajjar sebagai hadis yang sangat lemah. Sedangkan hadis yang diriwayatkan oleh at-Thabrani dan al-Baihaqi dari Wabishah didalam riwayatnya terdapat perawi yang bernama assari bin Ismail yang dikatakan sebagai seorang yang matruk atau di tinggalkan. Walaupun hadis ini juga diriwayatkan melalui jalur lain namun juga hadis tersebut juga dhaif.[4] Dalam redaksi yang hampir sama dengan hadis-hadis di atas Syaikh Al Albani berkata: Sanad hadits ini lemah, dalam sanadnya terdapat Qais yaitu Ibnu Ar Rabi. .Al Hafizh Ibnu Hajar berkata: Orangnya jujur, tetapi hafalannya berubah ketika sudah tua, anaknya memasukkan kepadanya hadits-hadits yang bukan darinya tetapi dianggap darinya. Demikian Al hafizh memberikan pembelaannya dalam At Talkhish (125). (Syaikh Al Albany) berkata: Yang menjadi cacat hadits ini adalah perawi bernama Yahya bin Abdiwaih dia lebih parah dari Qais, walau Ahmad memujinya namun Yahya bin Main berkata tentangnya: Pendusta dan laki-laki yang buruk. Dia berkata lagi tentang Yahya bin Abdiwaih: Dia bukan apa-apa.( Syaikh Al Albani, Irwa’ al Ghalil, Juz.2, Hal. 326. Al Maktabah Asy Syamilah)[5] Bahkan dalam Silsilah Adh Dhaâifah, Syaikh Al Albany mengatakan: Waahun Jiddan (Sangat lemah), lantaran Qais dia sangat lemah, sedangkan Ibnu Abdiwaih lebih lemah darinya. Jika telah jelas kedhaâifan hadits tersebut, maka tidak dibenarkan pendapat yang mensyariatkan menarik seseorang di shaf yang ada, untuk menemaninya di belakang, karena pendapat ini tidak dikuatkan oleh dalil yang shahih. Demikian itu tidak boleh, bahkan wajib bagi orang itu jika mungkin untuk bergabung ke dalam shaf, jika tidak bisa gabung maka dia shalat sendiri di belakang, dan shalatnya tetap sah karena Allah tidak membebani apa-apa yang dia tidak mampu. (Syaikh Al Albani, Silsilah Adh Dhaâifah, Juz. 2 Hal. 421, No. 922. Al Maktabah Asy Syamilah)[6] Selain itu menurut syeikh al-Utsaimin menarik orang lain untuk menemaninya menyebabkan tiga hal, antara lain: Membuat celah dalam shof. Hal ini bertentangan dengan yang diperintahkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang merapatkan dan menutup celah dalam shof. Memindahkan orang yang ditarik tadi dari tempatnya yang utama ke tempat yang kurang utama. Hal ini termasuk dhalim kepadanya. Mengganggu sholat orang yang ditarik tadi, sebab bila ia ditarik tentunya hatinya akan terganggu kosentrasinya. Dan hal ini juga termasuk berbuat dhalim kepadanya.[7] 2. Tidak ikut sholat berjama’ah Cara yang kedua ini sangat riskan sebab jika demikian berarti orang tersebut kehilangan nilai berjama'ah dan nilai barisan shalat. Padahal diketahui bahwa shalat berjama'ah walau sendirian shafnya adalah lebih baik ketimbang sendirian tanpa berjama'ah. Hal ini telah dikuatkan oleh berbagai atsar (keterangan shahabat) dan pandangan yang sehat. Allah sendiri tak akan membebani seseorang kecuali menurut kesanggupannya. 3. sholat sendiri di belakang shof. Pendapat inilah yang lebih kuat. Dia tidak usah menarik salah seorang jamaah di depannya sebab apa yang di alaminya adalah bukan karena kesalahannya, melainkan karena shaf sudah terlanjur penuh. Seseorang tidak dibebani kecuali sesuai dengan kemampuannya. Allah Sabhana wa ta’ala berfirman: لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا Artinya: “Allah tidak membebani jiwa seseorang sesuai dengan kemampuannya”. (QS. Al-Baqarah: 286) فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ "Artinya : Maka bertakwalah kepada Allah menurut kesanggupan" [At-Taghaabun : 16]. Wallahu A’lam bishawab [1] Imam Asy Syaukani, Nailul Authar, Juz. 5, Hal. 169. Al Maktabah Asy Syamilah) [2] Syaikh Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, Juz. 1, Hal. 243-244. Darul Kutub al ‘Arabiyah, Beirut - Libanon. Al Maktabah Asy Syamilah [3] Al Maktabah Asy Syamilah versi 3.5 [4] Lihat Nailul Authar karya imam as-syaukani. Maktabah Syamilah [5] faridnuman.blogspot.com, 17-2-2011, 21.00 [6] ibid [7] http://ulamasunnah.wordpress.com/2008/02/12/etika-masuk-shaf-ketika-shalat/. 17-2-2011 : 21.00 Selengkapnya...